Kabar kepergian Pep Guardiola dari Barcelona sudah berhembus sejak penampilan tim Catalan mulai inkonsisten. Blaugrana terancam gagal mempertahan titel La Liga Spanyol dan tersingkir di semi-final Liga Champions dari Chelsea usai kalah agregat 3-2.
Dengan menyisakan Copa del Rey sebagai satu-satunya kans juara, Guardiola dihadapkan pada kritik atas taktik dan pemilihan tim yang dianggap telah dibaca lawan dan Blaugrana butuh rencana B untuk terhindar dari keruntuhan.
Hanya tiga hari setelah tersingkir dari kompetisi primer Eropa, tepatnya 27 April 2012, Guardiola mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pengunduran diri setelah mempersembahkan 13 trofi sejak ditunjuk sebagai pelatih tim inti pada 2008.
“Alasannya sederhana: empat tahun sudah cukup,” kata Guardiola menjelaskan kepada wartawan soal alasannya meninggalkan kursi panas Camp Nou.
“Saya sudah terkuras dan harus mengisi tenaga lagi. Tuntutan di sini sangat tinggi dan seorang pelatih harus kuat.”
Di saat yang sama, Guardiola juga mengumumkan perannya di bench akan diteruskan Tito Vilanova, pria yang selama empat tahun terakhir menemani sang pelatih di The Catalans.
“Awal Desember lalu saya memberi tahu presiden soal akhir era saya di Barcelona,” lanjut Guardiola.
“Waktu telah mengambil semuanya - saya tumbuh setiap hari dan tidak merasakan hal yang sama. Saya mulai paham bahwa saya telah menyelesaikan tugas saya.
“Anda hanya bisa pulih dengan istirahat dan menjauh dari semuanya. Akan jadi ide buruk jika diteruskan, mungkin ini tidak salah tapi saya punya persepsi demikian. Ini waktu saya untuk pergi.
“Kami telah tersingkir dari dua kompetisi utama, ini saat tepat untuk mengumumkannya. Saya tak ingin meneruskannya dengan kebingungan. Saya ingin berterima kasih kepada pemain yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di sini. Saya tak mau melatih untuk saat ini,” tegas mantan pemain Brescia, menjawab teka-teki soal pelabuhan berikutnya.
Konferensi pers Guardiola dihadiri sejumlah pemainnya termasuk kapten Carles Puyol, Andres Iniesta dan Cesc Fabregas yang tampak emosional dengan pengumuman kepergian pelatih mereka.
Guardiola tidak hanya menyempurnakan tiki-taka dari pendahulunya, tapi dia juga tercatat sebagai pelatih paling sukses sepanjang sejarah Barca, dengan tiga gelar liga, dua Liga Champions dan Copa del Rey termasuk di antara rentetan gelar lainnya.
Dia juga dianggap bertanggung jawab atas penampilan fenomenal Lionel Messi, Xavi dan Iniesta serta berperan besar memulangkan Cesc Fabregas dari Arsenal.
Khusus Messi, Guardiola memang dikenal dekat dengan pemain yang dianggapnya sebagai yang terbaik sepanjang masa. La Pulga sendiri tak segan menyebut Guardiola sebagai faktor utama di belakang sukses The Catalans.
Messi termasuk salah satu pemain yang memilih tak menghadiri konferensi pers Guardiola. Bukan tidak hormat, tapi dia melakukannya karena merasa akan sangat emosional menghadiri acara tersebut.
“Karena emosi yang saya rasakan, saya memilih tidak hadir dalam konferensi pers Pep dan menjauh dari wartawan karena saya tahu mereka akan mencari wajah sedih para pemain,” kata Messi dalam akun Facebook.
“Ini sesuatu yang saya putuskan untuk tidak menunjukkannya.”
Dengan menyisakan Copa del Rey sebagai satu-satunya kans juara, Guardiola dihadapkan pada kritik atas taktik dan pemilihan tim yang dianggap telah dibaca lawan dan Blaugrana butuh rencana B untuk terhindar dari keruntuhan. Hanya tiga hari setelah tersingkir dari kompetisi primer Eropa, tepatnya 27 April 2012, Guardiola mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pengunduran diri setelah mempersembahkan 13 trofi sejak ditunjuk sebagai pelatih tim inti pada 2008.
“Alasannya sederhana: empat tahun sudah cukup,” kata Guardiola menjelaskan kepada wartawan soal alasannya meninggalkan kursi panas Camp Nou.
“Saya sudah terkuras dan harus mengisi tenaga lagi. Tuntutan di sini sangat tinggi dan seorang pelatih harus kuat.”
Di saat yang sama, Guardiola juga mengumumkan perannya di bench akan diteruskan Tito Vilanova, pria yang selama empat tahun terakhir menemani sang pelatih di The Catalans.
“Awal Desember lalu saya memberi tahu presiden soal akhir era saya di Barcelona,” lanjut Guardiola.
“Waktu telah mengambil semuanya - saya tumbuh setiap hari dan tidak merasakan hal yang sama. Saya mulai paham bahwa saya telah menyelesaikan tugas saya.
“Anda hanya bisa pulih dengan istirahat dan menjauh dari semuanya. Akan jadi ide buruk jika diteruskan, mungkin ini tidak salah tapi saya punya persepsi demikian. Ini waktu saya untuk pergi.
“Kami telah tersingkir dari dua kompetisi utama, ini saat tepat untuk mengumumkannya. Saya tak ingin meneruskannya dengan kebingungan. Saya ingin berterima kasih kepada pemain yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di sini. Saya tak mau melatih untuk saat ini,” tegas mantan pemain Brescia, menjawab teka-teki soal pelabuhan berikutnya.
Konferensi pers Guardiola dihadiri sejumlah pemainnya termasuk kapten Carles Puyol, Andres Iniesta dan Cesc Fabregas yang tampak emosional dengan pengumuman kepergian pelatih mereka.
Guardiola tidak hanya menyempurnakan tiki-taka dari pendahulunya, tapi dia juga tercatat sebagai pelatih paling sukses sepanjang sejarah Barca, dengan tiga gelar liga, dua Liga Champions dan Copa del Rey termasuk di antara rentetan gelar lainnya.
Dia juga dianggap bertanggung jawab atas penampilan fenomenal Lionel Messi, Xavi dan Iniesta serta berperan besar memulangkan Cesc Fabregas dari Arsenal.
Khusus Messi, Guardiola memang dikenal dekat dengan pemain yang dianggapnya sebagai yang terbaik sepanjang masa. La Pulga sendiri tak segan menyebut Guardiola sebagai faktor utama di belakang sukses The Catalans.
Messi termasuk salah satu pemain yang memilih tak menghadiri konferensi pers Guardiola. Bukan tidak hormat, tapi dia melakukannya karena merasa akan sangat emosional menghadiri acara tersebut.
“Karena emosi yang saya rasakan, saya memilih tidak hadir dalam konferensi pers Pep dan menjauh dari wartawan karena saya tahu mereka akan mencari wajah sedih para pemain,” kata Messi dalam akun Facebook.
“Ini sesuatu yang saya putuskan untuk tidak menunjukkannya.”
0 komentar:
Post a Comment